Jumat, 05 Februari 2016

Sejarah Sepedamotor Honda

Soichiro Honda ( Honda Sō’ichirō, 17 November 1906–5 Agustus 1991) adalah seorang industrialis Jepang yang dilahirkan di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang.
Honda menghabiskan masa kecilnya membantu ayahnya dalam bisnis reparasi sepeda. Pada saat 15 tahun, tanpa pendidikan formal, Honda pindah ke Tokyo untuk mencari kerja. Dia bekerja magang di sebuah bengkel pada 1922, dan setelah mempertimbangkan pekerjaannya, ia tetap bekerja di sana selama enam tahun lagi sebelum kembali ke kampung halamannya untuk memulai usaha reparasi mobilnya pada 1928 dalam usia 22 tahun.

Honda menyukai balapan otomotif dan menciptakan rekor kecepatan pada 1936. Dia kemudian mengalami cedera dalam sebuah kecelakaan yang parah – tulangnya patah termasuk di kedua pergelangan tangannya – dan berhasil dibujuk istrinya untuk berhenti membalap. Honda lalu berkonsentrasi pada usahanya, dan pada 1937 dia pindah ke pembuatan cincin-piston dengan mendirikan Industri Berat Tokai Seiki (IBTS,Tokai Seiki Heavy Industry). Pada 1948 dia menjual IBTS kepada Toyota seharga 450.000 yen (kira-kira sama dengan 1 juta dolar AS jika diukur pada tahun 2003).

Pada 1948 Honda memulai produksi sepeda motor sebagai presiden Honda Corporation. Honda mengubah perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan multinasional berharga milyaran yang memproduksi sepeda motor terlaris di dunia. Rekayasa mesin Honda yang sangat baik dan pemasaran yang pintar membuat Honda berhasil melebihi penjualan sepeda motor Triumph dan Harley-Davidson di pasaran lokal mereka masing-masing.
Honda tetap menjabat presiden perusahaan hingga dia pensiun pada 1973, kemudian tinggal sebagai direktur dan diangkat sebagai “penasehat tertinggi” pada 1983. Setelah pensiun Honda menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang berhubungan dengan Yayasan Honda. Dia meninggal pada 1991 karena gagal lever.

Sochiro Honda lahir sebagai anak pertama seorang pandai besi bernama Gihei Honda, pada 1906 di sebuah desa kecil bernama Komyo (sekarang bernama Tenryu), Jepang. Ia tidak mengenyam pendidikan formal memadai dan tidak cemerlang di sekolah. Namun memiliki semangat dan cita-cita yang sangat tinggi.
Berbagai literatur menyebutkan bahwa awal ketertarikannya pada dunia diawali pada usia yang sangat muda. Pada tahun 1922 dia bekerja pada bengkel Art Shokai, tidak meneruskan keahlian ayahnya sebagai seorang pandai besi. Pekerjaannya tidak langsung berhubungan dengan mesin seperti yang dia inginkan namun sebagai seorang tenaga cleaning service sambil mengasuh bayi dari pemilik bengkel, sampai pemilik bengkel menemukan bakat Honda yang sesungguhnya. Enam tahun kemudian dia dipercaya membuka bengkel cabang Art Shokai di Hamamatsu. bengkel itulah yang membuka jalan selanjutnya.

Awalnya, dia merasa bahwa bengkel miliknya adalah yang satu-satunya di kota itu, namun tak lama kemudian dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dia tidak sendirian. Segera muncul pesaing-pesaing baru namun ia memiliki 2 langkah untuk memenangkan persaingan. Pertama ia menerima perbaikan yang ditolak sebelumnya oleh bengkel lainnya dan kedua adalah bekerja secepat mungkin sehingga pelanggan tidak butuh waktu lama untuk menunggu.

Namun Sochiro bukan tipe yang puas dengan satu keberhasilan. Dia banyak menginginkan gagasan yang perlu diwujudkan. Contohnya ide membuat velg dengan jari-jari logam menggantikan jari-jari kayu. Obsesinya membuatring piston yang saat itu masih sulit untuk didapat. Masa itu, buatan luar negeri jarang yang sempurna dan sukar dibuat. Ring piston itulah yang membuat dirinya kembali ke sekolah pada usia 28 tahun setelah bergulat dengan berbagai macam percobaan, ring piston yang dibuatnya tidak sesuai harapannya. Butuh tiga tahun untuk mewujudkan proyek ring piston ini. Namun di masa perang dunia akhirnya menjadi penyuplai industri militer.

Setelah perang usai, ia muncul ide memasang mesin pada sepeda yang merupakan cikal bakal sepeda motor di kemudian hari. Awalnya ia memanfaatkan mesin-mesin bekas perang. Sewaktu buatannya dijual, respon masyarakat luar biasa. Dagangannya cepat laku hingga mendorongnya untuk membuat sepeda motor yang sebenarnya. Pada 24 September 1948 didirikannya Honda Motor Company. Prototype pertamanya sendiri lahir pada Agustus 1948 yang dinamai “Dream” (Seperti halnya spirit dan filosofi Honda Company, “The power of The Dream“).

Meski sepeda motornya sukses, Honda ternyata terbentur masalah finansial bahkan terancam bangkrut. Ia memang seorang penemu dan mekanik yang hebat namun tidak pandai mengelola keuangan. Inilah yang kemudian mempertemukan dirinya dengan Takeo Fujisawa orang yang sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnis Honda selanjutnya. Saat itu Honda berusia 42 Tahun dan Fujisawa berusia 38 tahun. Dengan mimpi dan keinginannya untuk menjangkau dunia, dan itulah yang terjadi selanjutnya sehingga produk-produk Honda tak hanya menjadi nomor 1 di Jepang tetapi juga di Amerika dan di belahan lainnya.

Di mata karyawannya, Sochiro terkenal keras, bahkan tak jarang dia “main tangan” dalam arti yang sesungguhnya. Bekerja dengan Sochiro berarti ada dua pilihan: pindah ke perusahaan lain atau belajar dengannya. Satoshi Okubo, salah seorang chairman Honda, seperti yang dikutip Robert L Shook dalam bukunya, Honda an American Succes Story, mengatakan : “pada tahun 1950-an tidak banyak lowongan pekerjaan pada perusahaan besar. Saya ingat ucapan Sochiro Honda dihadapan karyawan baru bahwa perusahaan lain mungkin tidak mempertimbangkan anda, tapi kami percaya pada anda semua, kalau ingin keluar silakan. Beritahu kami jika ada yang tidak puas dan kalau ada kesempatan yang lebih baik silakan ambil“. Namun kekerasan Sochiro biasanya mencair ketika acara minum sake bersama. Di saat itu dia dikenal menjadi murah hati dan penuh welas asih.

Selain mencintai dunia permesinan, Sochiro sendiri tergila-gila dalam dunia balap. Itu pula yang kemudian menjadi kunci suksesnya. Dari arena balap, dia mendapatkan masukan berharga bagi pengembangan produknya. Bahkan ketika baru memasuki dunia pembuatan mobil pada tahun 1962, hanya 2 tahun sesudahnya, ia langsung merealisasikan idamannya, terjun di arena Formula 1. Sedangkan di kancah produksi massal, Honda menelurkan produk yang sangat disukai pasar, hemat bahan bakar dan berkecepatan tinggi, yang menjadi trade merk Honda hingga sekarang.

Pengagum Napoleon Bonaparte ini dikenal sebagai antinepotisme. Ia tidak suka menempatkan keluarganya di posisi penting begitu saja. Ketika ia pensiun pada 1973, ia menyerahkan pimpinannya pada Kiyoshi Kawashima. Sochiro meninggal pada tahun 1991 di usia 84 akibat penyakit liver. Meninggalkan istrinya, Sachi dan seorang anak laki-laki serta dua anak perempuan.VIDEOhttp://vodpod.com/watch/1247620-hond...e?pod=sadewa22
source: http://spartachus.wordpress.com/pene...a-motor-honda/

Sejarah Honda tidak terlepas dari tangan seorang Soichiro Honda, sang pendiri. Soichiro Honda ini seorang pembalap, juga seorang businessman … dan juga seorang manufaktur sejati. Disamping semua itu… yang paling penting adalah Soichiro Honda itu adalah seorang pemimpi … !!! Dia memimpikan membuat piston ring yang lebih baik… mendirikan sebuah perusahaan kecil dan memproduksinya 

Perusahaan kecil di Hamamatsu (sebelum lahir Honda Motor Company) … berhasil membuat motor bikez.. di bulan Oktober 1946. Motornya ini menggunakan rangka sepeda … !!! Karena gasoline sangat langka waktu itu, makanya Honda mengembangkan motornya ini menggunakan turpentine (semacam minyak yang disuling dari pine tress). Namun karena mutunya nggak begitu bagus, motor tersebut harus dipedal terlebih dahulu untuk bisa jalan. Di bulan November 1947, Seichiro Honda mengembangkan motor bikez berkekuatan 0.5HP yang disebut A-Type dan masih menggunakan turpentine… dan motor ini dikenal sebagai “Chimney”…!!!

Barulah pada tahun 1958 Seichiro Honda mendirikan pabrikan Honda bersama dengan Takeo Fujikawa yang sangat mendukung dari sisi finansial. Bersama-sama mereka mendirikan emperium Honda. 

Di tahun 1948 juga, Honda mengeluarkan motobikez dengan engine 90cc modifikasi dari type A, yang dikenal sebagai “B-Type”. Tahun 1949, Honda mengeluarkan motor “D-Type”. Mr. Honda selalu mengikuti setiap step dalam proses pembuatan motor ini dan makanya disebut D-Type karena Dreamnya mulai terwujud. Dan milestone ini membuat Honda semakin memproduksi motor yang lebih baik dan semakin canggih. 

Setelah mengeluarkan D-Type, selanjutnya Honda mengeluarkan engine 146cc, OHV, 4 stroke yang dikenal sebagai E-Type. Engine ini dapat mengeluarkan power 5.5HP dan dapat dipacu sampai dengan kecepatan 80 km/h. Selanjutnya bikez dengan engine ini diproduksi, dan bisa mencapai 130 unit sehari. 

Tahun 1952, Honda mengeluarkan motor “Cub” pertamanya dengan engine F-Type, 50cc, 2 stroke dan produksinya mencapai 6500 unit sebulan atau hampir menguasai 70% market share motor di Jepang. 

Tahun 1953, Honda memproduksi motor 90cc, 4 stroke yang dikenal sebagai “Benly” atau yang berarti nyaman. Motor ini mempunyai 3 speed gearbox, dan motor ini bisa laku terjual sebanyak 1000 unit sebulan.

Honda Benly

Tahun 1954, Honda juga mengeluarkan scooter yaitu Juno. Juno ini diadaptasi dari Vespa yang sedang dibikin di Jepang. 

Honda Juno

Tahun 1957, Honda mengeluarkan untuk pertama kalinya twin cylinder motorcycles, 250cc OHC, 4 stroke C70. Motor Honda C70 lumayan cukup canggih dimasanya. Mulailah berbagai produk muncul .. seperti C71 dimana telah menerapkan electric starter pada engine 250cc. 

Honda C70

Tahun 1959, Benly 125cc juga dikeluarkan dan sanggup mencapai kecepatan 110 km/h. Dan era keemasan Honda muncul pada bulan Juni 1958, yaitu dengan dikeluarkannya C100 Super Cub yang disebut-sebut the most successful motorcycles. Super Cub ini dikembangkan selama 3 tahun, agar murah dan gampang dikendarai oleh siapapun. Motor ini menggunakan 50cc, OHC, 4 stroke, centrifugal clutch dengan 3 transmisi kecepatan. Motor ini sangat mudah dikendarai,.. bahkan bagi pemula sekalipun. Bentuk ini yang dikenal sebagai bebek sekarang dan menjadi populer pada zamannya. Wanita pun mudah mengendarainya.. soalnya nggak perlu terhambat oleh bentuk konvensional motor yang ada tanki bensin etc… Motor ini kemudian muncul berbagai versi… ada yang 50cc, 70cc dan 90cc. Tahun 1959, Honda mulai mengekspor dan memasuki pasar Amerika Serikat… !!! Dan terkait dengan motor ini… pada akhir Desember 2005, motor ini sudah diproduksi sebanyak 50 juta unit…!!! Bentuknya beda-beda tipis namun engine nya.. mirip banget.. !!! Dan jumlah tersebut adalah jumlah yang sangat fantastis untuk sebuah motor… !!!

Honda Super Cub

Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ”ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,” tuturnya. 

Ia memberikan petuah, ”KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.”< 

5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama. 


source: http://putrasaimima.blogspot.com/201...tor-honda.html

Sejarah Motor (Sport Jantan) Honda di Indonesia

Honda, adalah produsen Sepedamotor pertama di Indonesia, didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor. Sejak awal Honda sudah berdiri dengan kuat mendominasi pasar sepedamotor di Indonesia.

Honda S90 (1964-1969)
Honda mengeluarkan S90 “Super 90″ dengan 4 warna : putih, hitam, biru candy, dan merah (awalnya merah scarlet kemudian menjadi merah candy). Sebelum 1968 mempunyai fender/ spakbor bercat silver tapi setelah 1968 menjadi krom. Sebelum 1968 berwarna non-metalic tapi setelah Maret 1968 berwarna candy. Mesinnya single silinder 89cc dengan kopling manual 4 kecepatan. Ada yang mengatakan bahwa tipe ini pertama kali masuk Indonesia diimpor dari Jepang dalam bentuk semi knock-down pada tahun 1970. Dilanjutkan dengan hadirnya 90Z yang masih memiliki bentuk dan mesin yang sama dengan S90.

Honda 90Z (1969-1970)
Pada tahun 1969, Honda tetap melanjutkan perjalanan Honda S90, tapi hadir dengan nama yang sedikit berubah, yaitu Honda 90Z dengan nama lengkap sebagai Honda Astra 90Z.
Penampilan Honda 90Z mengalami perubahan dibanding model sebelumnya, bentuk tangki yang lebih dinamis dengan lapisan logam krom. Mesin tidak mengalami perubahan berarti dan tetap mengusung mesin 90cc, satu silinder.



Honda Benly S110 (1973-1977)
PT. Federal Motor mendatangkan langsung secara Built Up dari Jepang dan diperkenalkan ke pasar Indonesia pada tahun 1973. Melanjutkan kejayaan produk Honda sebelumnya, kehadiran Honda Benly sebenarnya lumayan menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia, apalagi dengan kapasitas mesin 110 cc, lebih besar dari produk sebelumnya yang mengusung kapasitas mesin 100cc. Kapasitas mesin yang lebih besar membuat gerah para pesaingnya yang masih berkutat di mesin 2-tak. Honda Benly S110, berbasis mesin sama dengan Honda 90Z, dengan tetap membawa keunggulan penggunaan bensin yang tetap irit. Honda Benly S110, nyaman dikendarai untuk jarak yang jauh, selain irit bahan bakar juga mesin yang tahan untuk dipacu menempuh jarak yang jauh.


Honda CB100 (1970-1982)
Honda CB keluar dengan kode produksi CB100-K0, diluncurkan pada tahun 1970. Hadir dengan model yang lebih menarik dari produk sebelumnya (S90 dan 90Z), bentuk tangki bulat dan tenaga mesin yang lebih nendang. Sangat menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia era 1970-an.
Saat ini, walaupun  CB100 tergolong motor lawas, tapi ternyata penggemarnya tetap banyak dan termasuk salah satu sepedamotor klasik yang sangat diminati para pengguna sepedamotor klasik di Indonesia.
Honda CB100 memiliki banyak varian, dengan kode produksi K0, K1, K2, K3, K4, K5 hingga varian N. Produksinya dihentikan pada tahun 1982.


Honda CB125 (1971-1984)
Setelah meluncurkan Honda CB100, tahun 1971 Federal Motor mengeluarkan Honda CB125 dengan penampilan yang sama dengan CB100, tapi kapasitas mesin lebih besar. Tidak mengherankan pada era 70-an Honda CB125 menjadi favorit pengguna sepedamotor di Indonesia, karena tenaga mesin terbilang tangguh, termasuk melahap tanjakan dengan mudahnya, tapi soal keiritan bensin tetap diutamakan.




Honda CB175 (1970)
Pada era 70-an, tepatnya dimulai dari tahun 1969, Honda juga mengeluarkan mesin berkapasitas besar, yaitu Honda CB175, tapi kalau tidak salah masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970. Mesin yang lumayan besar ternyata kurang diminati pengguna sepedamotor pada masa itu, karena pengguna sepedamotor lebih memilih sepedamotor dengan kapasitas kecil, antara 100 dan 125cc. Kecuali bagi pengguna sepedamotor yang menyukai perjalanan jauh.



Honda CB200 (1972-1974)
Pada tahun 1972, Federal Motor juga pernah mendatangkan CB series bermesin lebih besar lagi, yaitu Honda CB200. Untuk model yang satu ini memiliki model yang lebih kekar dengan tangki yang besar, kapasitas bensin yang bisa menampung 11 liter, sehingga mampu menjelajah perjalanan yang jauh. Tenaga yang besar mampu mengangkat beban berat mulai menarik perhatian para pengguna sepedamotor di Indonesia. Harga jual yang termasuk mahal pada masa itu, sehingga penjualan sepedamotor ini pun tidak bisa menyamai penjualan sepupunya CB100 dan CB125. Berpuluh tahun telah berlalu, justru saat ini Honda CB200 sangat dicari untuk menjadi barang koleksi "bikers" di Indonesia. Merupakan kebanggaan istimewa apabila bisa memiliki sepedamotor ini di masa sekarang ini.


Honda GL100 (1979-1990)
Setelah sukses dengan beberapa produk Honda sebelumnya, pada tahun 1979 Honda memperkenalkan pendamping CB100, yaitu Honda GL100. Mesin yang digunakan mirip dengan mesin CB100, tapi begitu mesin dinyalakan terasa perbedaan, suara mesin lebih halus dan tenaga juga lebih besar. Honda GL100 dan Honda CB100 bagaikan dua saudara yang hidup berdampingan.
Tetap mengusung mesin 4-tak. Kemunculan Honda GL100, otomatis meramaikan persaingan dengan para kompetitor 2-taknya, seperti Suzuki GP100, Binter GTO dan Yamaha RX100.
Honda GL keluaran tahun 1979-1981, tetap bertahan dengan bentuk awal. Kemudian sejak tahun 1982, mulai mengalami perkembangan setiap tahunnya.

Honda GL125 (1979-1985)
Seiring dengan kemunculan Honda GL100, juga diluncurkan Honda GL125 dengan tenaga yang lebih besar, kapasitas mesin yang bertambah menjadi 125cc, untuk memenuhi permintaan konsumen yang mengharapkan tenaga motor yang lebih besar. Walaupun GL125 termasuk "laris", tapi tidak bisa menyamai pencapaian penjualan GL100. Honda GL125 hadir dalam beberapa varian dan mampu bertahan lama. Varian terakhirnya adalah GL125K, yang sudah mengalami perkembangan khususnya pada mesin.
Sebenarnya perjalanan GL series tidak benar-benar dihentikan, tapi tetap dilanjutkan dengan nama yang berbeda, seperti GL Max (125cc), GL Pro (145cc), GL Pro Neo Tech (160cc), Honda Tiger (GL200) dan Honda Verza (GL150).


Honda CG110 (1973-1982)
Honda CG110 oleh PT. Federal Motor di Indonesia pertama sekali dihadirkan dalam keadaan built-up dengan kode K-1. Honda CG memiliki postur rada mirip dengan Honda CB. Teknologi mesin Honda CG merupakan gebrakan Honda pertama dalam mendesain mesin 4-tak, dengan menerapkan teknologi OHV (Over Head Valve), merupakan teknologi yang sangat unik dan menarik, yang saat itu belum dikenal oleh produk lain di luar Honda. Teknologi OHV (Over Head Valve), adalah dimana posisi camshaft terletak di bawah, pada area blok silinder, sedangkan untuk menggerakkan buka tutup klep diatur oleh rocker arm yang menggunakan mekanisme dari push road atau batang stik. Teknologi ini sama dengan teknologi yang diterapkan pada sepeda motor Harley Davidson pada masa itu.


Honda CG125 (1975-1982)
Dua tahun setelah kemunculan Honda CG110, Federal Motor juga menghadirkan CG125 tepatnya pada tahun 1975, juga dalam keadaan built-up. Honda CG125 walaupun tidak selaris Honda CB100 dalam segi penjualan, tapi lumayan banyak juga yang ber "seliweran" di jalan-jalan Indonesia. Soal tenaga dan keawetan mesin tidak perlu ditanya lagi karena Honda CG125 memang terkenal tangguh dan awet soal urusan mesin. Tarikan yang halus tapi bertenaga, membuat pengendara sangat nyaman ketika mengendarainya.


Honda Win 100 (1984-2005)
Setelah era Honda 90Z dan Benly S110 berakhir, Honda tetap berminat meneruskan gaya Benly dengan tampilan lebih baru dan menarik, yaitu Honda Win dengan kapasitas mesin diturunkan menjadi 100cc. Kemunculan Honda Win menarik perhatian pengguna sepedamotor di Indonesia. Penjualan Honda Win pun laris manis bak kacang goreng pun membuat Honda semakin kokoh sebagai penguasa pasar sepedamotor di Indonesia. Honda Win paling banyak dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan atau pekerjaan yang banyak melalui medan berat. Honda Win berbasis mesin C100 dengan bentuk nyaris "sport jantan" mampu bertahan selama 21 tahun, yang kemudian dilanjutkan produk Honda lainnya yang lebih "real" jantan dan bergaya sport.


Honda GL Max 125 (1985-2005)
Pada tahun 1985, Honda memperkenalkan produk Honda GL Max dengan penampilan lebih kekar dan tenaga yang lebih besar. Tetap mempertahankan tradisi mesin 4-tak dengan pengapian masih platina. Walaupun pada kemunculan GL Max, para kompetitornya sedang ramai-ramainya mengeluarkan mesin 2-tak yang berlomba-lomba membuat sepedamotor kencang.
Honda GL Max hadir tidak terlalu mengutamakan kecepatan untuk bersaing dengan para kompetitor, tapi mengandalkan ketangguhan mesin dan keiritan penggunaan bahan bakar. Oleh karena itu Honda GL Max mampu dibawa untuk perjalanan jauh sejauh yang kita mampu tanpa mengalami gangguan mesin.
Honda GL Max memiliki beberapa varian lanjutan, seperti GL Max Black Engine dan tahun 1995 dilanjutkan dengan GL Max Neo Tech 1250 dan produksi dihentikan pada tahun 2005.


Honda GL Pro (White Engine) (1985-1991)
Tahun 1985, gebrakan Honda cukup mengejutkan pasar sepedamotor Indonesia, dengan menghadirkan Honda GL Pro dengan kapasitas mesin bertambah besar, yaitu 145cc. Otomatis tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar. Penampilan dengan desain lebih menarik dan kekar dibanding seri GL sebelumnya. Keluarnya GL Pro langsung mendapat sambutan hangat dari pengguna sepedamotor di Indonesia. Penjualannya pun termasuk "laris" menyisihkan para kompetitor, menjadikan Honda semakin "berlari" sendiri, nyaris tanpa saingan menguasai pasar sepedamotor di Indonesia.

Honda GL Pro Black Engine (1992-1994)
Belum puas dengan hadirnya GL Pro sebelumnya yang memiliki ciri khas mesin berwarna putih silver atau biasa disebut white engine. Honda mendatangkan Honda GL Pro secara CBU dengan mesin berwarna hitam atau GL Pro Black Engine. Sekilas tidak ada perbedaan dengan kedua varian GL Pro berkapasitas 145cc ini. Selain mesin yang lebih awet dan tangguh, GL Pro Black Engine juga jauh lebih bertenaga serta akselerasinya sangat mengejutkan. Hingga saat ini, GL Pro Black Engine masih menjadi incaran para pengguna sepedamotor. Bahkan menurut penuturan para "bikers", bahwa Honda GL Pro Black Engine mampu mengimbangi sepedamotor keluaran tahun 2010-an ke atas, yang berkapasitas 150cc.

Honda GL Pro Neo Tech (1995-1999)
Selanjutnya pada tahun 1995, Honda memperkenalkan Honda GL Pro dengan teknologi baru, atau lebih dikenal dengan nama GL Pro Neo Tech, masih mengandalkan mesin SOHC dengan kapasitas mesin 160cc. Menggunakan mesin baru, yang berbeda dengan mesin GL Pro sebelumnya. Tenaga yang dikeluarkan juga lebih besar dari GL Pro White Engine, tapi dari penuturan beberapa teman yang pernah memiliki sepedamotor ini, secara kemampuan masih sedikit di bawah GL Pro Black Engine, apalagi untuk urusan power dan topspeed. 
Pada tahun 1999, produksi Honda GL Pro dihentikan.


Honda Tiger 2000 (GL200) (1993-2013)
Memasuki tahun 1993, Honda memperkenalkan versi motor gede, yaitu Honda Tiger 2000 yang berkapasitas mesin 200cc. Hadirnya Tiger 2000 lumayan menarik perhatian pengguna sepedamotor di Indonesia, karena sebelumnya sepedamotor 4-tak ber cc besar hanya dikuasai oleh Binter Merzy 200 (produk Kawasaki). Untuk masa itu harga jual termasuk mahal, tapi langsung diminati banyak pihak. Hanya saja keluhan orang bahwa sepedamotor ini terlalu berat, jadi terkesan kurang lincah di jalan padat dan jalan kecil. Walau begitu Honda Tiger berhasil menancapkan kukunya menjadi sepedamotor berkelas, yang menjadi kebanggaan setiap orang yang mengendarainya.


Honda NSR150 (1984?-1998)
Pada tahun 1994, Honda mengejutkan dunia sepedamotor Indonesia, karena sebagaimana diketahui bahwa Honda selalu mengeluarkan produk mesin 4-tak, tapi pada tahun ini, Honda mendatangkan Honda NSR150 bermesin 2-tak secara CBU dari Thailand yang pada tahun berikutnya, dirakit di Indonesia oleh Astra Honda Motor.
Pada masa ini sebenarnya Honda NSR sudah banyak dikenal di Indonesia, karena prestasi yang diraih Honda NSR500 oleh legenda Michael Doohan dan Valentino Rossi yang menjuarai ajang GP500.
Produk Honda yang sebelumnya diketahui tidak terlalu mengutamakan kecepatan dan hanya mengandalkan keiritan bensin, tapi kali ini sepertinya Honda bertukar haluan dengan mengeluarkan sepedamotor 2-tak lewat Honda NSR150, adalah sepedamotor 2-tak terkencang dengan teknologi yang paling canggih yang ada pada masa itu. Di tahun-tahun berikutnya Honda NSR150 hadir dengan beberapa varian, dengan embel-embel R, RR dan SP.


Honda Mega Pro (1999-2014)

Pertengahan tahun 1999, Honda mengeluarkan Honda Mega Pro bergaya sport-touring berkapasitas mesin 160cc, tetap dengan mesin SOHC 4-tak. Mungkin ini merupakan kelanjutan dari GL Pro Neo Tech, karena mesin kelihatannya mirip dengan mesin GL Pro Neo Tech.
Pada tahun 2006, varian kedua Honda Mega Pro mengalami perkembangan terutama pada bentuk yang lebih dinamis dan kemudian pada tahun 2010, hadir dengan bentuk dan mesin baru dengan nama New Mega Pro berkapasitas mesin 150cc.
Honda Mega Pro terkenal memiliki mesin lumayan handal serta tetap mengutamakan keawetan mesin dan keiritan bensin. Sehingga sangat cocok digunakan untuk "touring" perjalanan jauh tanpa mengalami kendala. Kompetitor utama Mega Pro adalah Suzuki Thunder 125, Yamaha Vixion, dan kemudian menyusul Yamaha Bison.
Honda Mega Pro menjalani perjalanan yang panjang dengan menghadirkan beberapa varian, dan mengalami perkembangan mesin dan bentuk, hingga terakhir tahun 2014 sudah Fuel Injection.
Varian:
1999-2005: Old Mega Pro
2006-2009: Mega Pro (Primus)
2010-2013: New Mega Pro
2014: Mega Pro FI





Honda CS1 (2008-20013)
Tahun 2008, Honda juga meluncurkan satu motor sport bergenre ayago, yaitu Honda CS1 berkapasitas mesin 125cc dengan bentuk yang futuristic. Sudah dilengkapi dengan radiator, double cakram, dan monoshock pada bagian belakang, serta sistem digital pada speedometer, menunjukkan bahwa CS1 termasuk sepedamotor sport yang berteknologi mapan. Selain itu speedometer CS1 termasuk salah satu speedometer yang paling akurat. Handling yang nyaman membuat sepedamotor ini enak dibawa rebah waktu sedang menikung, serta akselerasi dan power yang baik membuat CS1 stabil dibawa ngebut. Model dan desain Honda CS1 rupanya menjadi tren di negeri China, karena banyak sekali produk sepedamotor di negeri China seperti Beijing, Yatian, Kavassaki, Sprintco dan masih banyak lagi, yang mengadopsi desain Honda CS1.


Honda Phantom 200 (2011-)
Honda Phantom ? kalau nggak salah tahun 2010 atau 2011, Astra Honda Motor mendatangkan Honda Phantom secara CBU dari Thailand ke Indonesia. Sepedamotor yang menggunakan nama "Hantu" ini bergaya "chopper" yang merupakan barang baru bagi orang Indonesia.
Mesin Phantom yang berkapasitas 200cc, menurut penuturan yang pernah memiliki Phantom ini, bahwa dalaman mesin mirip dengan Honda Tiger, jadi soal mesin tidak usah kuatir ketiadaan sparepart, karena bisa menggunakan milik Honda Tiger.


Honda CBR150 (2002-)
Siapa yang tidak kenal Honda CBR ? Hampir seluruh pengguna sepedamotor Indonesia pasti mengenal Honda CBR, yang merupakan salah satu sepedamotor tercanggih yang pernah dikeluarkan Honda. Pada tahun 2002 Indonesia dikejutkan oleh Honda yang mendatangkan Honda CBR150, sebuah mesin gahar yang dalam dunia balap sangat terkenal, terutama untuk mesin 600, 800 dan 1000cc nya. Sedangkan yang masuk ke Indonesia adalah dalam bentuk mesin berkapasitas kecil, yaitu 150cc, kemudian disusul dengan yang 250cc. Honda CBR bermesin DOHC 4-katup, berbeda dengan produk Honda sebelumnya yang SOHC, kali ini mengeluarkan tenaga super gede, sanggup memuntahkan tenaga di atas 20 daya kuda, sehingga dengan mudah melindas saingan-saingannya.


Honda Verza (2013-..)
Memasuki tahun 2013, Astra Honda Motor kembali meluncurkan tipe sport-touring, Honda Verza 150. Dari beberapa sumber dikatakan bahwa Honda Verza merupakan kelanjutan mesin GL dengan kode GL150. Bentuk yang kokoh dan sporty, langsung menggebrak pasar sepedamotor Indonesia, dalam waktu singkat menjadi sepedamotor yang populer di Indonesia. Harga yang tidak terlalu mahal, bentuk kokoh dan gagah, mesin awet serta irit, mampu dibawa jelajah jarak jauh, sangat menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia. Dari komentar beberapa pengguna sepedamotor ini, bahwa Honda Verza merupakan kombinasi dari Mega Pro Primus, New Mega Pro dan CB150R. Mengusung mesin SOHC 4-tak 150cc, menunjukkan bahwa Honda Verza juga merupakan sepedamotor yang bertenaga dan lincah dibawa di keramaian kota.


Honda CB150R Street Fire (2013-..)
Akhir tahun 2013, kembali Honda meluncurkan  sport-bike Honda CB150R Street Fire, yang dalam gebrakan awalnya langsung mendapat sambutan hangat dari pengguna sepedamotor di Indonesia. Bentuk yang gagah sporty, bermesin DOHC transmisi 6-speed, serta tenaga yang ganas menggetarkan para kompetitornya yang masih mengandalkan mesin SOHC transmisi 5-speed. Harga jual Honda CB150R yang agak mahal sepertinya tidak mengurangi minat orang untuk memiliki sepedamotor ini, sehingga tidak asing kalau melihat sepedamotor ini banyak "seliweran" di jalan-jalan Indonesia. Hanya saja dengan hadirnya CB150R ini secara tidak langsung berimbas berkurangnya peminat Honda Mega Pro di Indonesia. Menurut info yang beredar Honda juga akan mengeluarkan CB150R versi fairing yang tentunya membuat penampilannya semakin sangar.


Honda CBR250 ()
Produk terkuat Honda di Indonesia, adalah Honda CBR250R, yang sebenarnya pernah masuk di Indonesia pada tahun 2011, tapi mulai gencar masuk Indonesia sejak tahun 2014. Honda CBR250R dengan design sport full fairing mengadopsi model ala Honda VFR1200F dan Honda CBR1000RR. Didukung inovasi teknologi balap modern yang menghasilkan akselerasi dan power yang galak. Walaupun termasuk sepedamotor yang kencang, tapi tidak sembarang kencang, karena CBR250Rtetap mengutamakan keiritan bahan bakar, sehingga selain nyaman dipakai untuk aktifitas sehari-hari juga galak untuk dipakai berkompetisi di ajang balap.


Honda K45 (CBR150R versi Indonesia)
Menurut kabar, bahwa Astra Honda Motor akan mengeluarkan Honda CBR150 versi produksi Indonesia atau biasa disebut dengan versi lokal, dengan harga yang lebih terjangkau, dengan nama Honda K45 (CBR150R versi Indonesia), jadi tidak secara CBU lagi yang memang sangat mahal. Sayang kami belum mendapatkan pic nya. Mari kita tunggu penampakannya.

Salam