Jumat, 05 Februari 2016

Sejarah Motor (Sport Jantan) Honda di Indonesia

Honda, adalah produsen Sepedamotor pertama di Indonesia, didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor. Sejak awal Honda sudah berdiri dengan kuat mendominasi pasar sepedamotor di Indonesia.

Honda S90 (1964-1969)
Honda mengeluarkan S90 “Super 90″ dengan 4 warna : putih, hitam, biru candy, dan merah (awalnya merah scarlet kemudian menjadi merah candy). Sebelum 1968 mempunyai fender/ spakbor bercat silver tapi setelah 1968 menjadi krom. Sebelum 1968 berwarna non-metalic tapi setelah Maret 1968 berwarna candy. Mesinnya single silinder 89cc dengan kopling manual 4 kecepatan. Ada yang mengatakan bahwa tipe ini pertama kali masuk Indonesia diimpor dari Jepang dalam bentuk semi knock-down pada tahun 1970. Dilanjutkan dengan hadirnya 90Z yang masih memiliki bentuk dan mesin yang sama dengan S90.

Honda 90Z (1969-1970)
Pada tahun 1969, Honda tetap melanjutkan perjalanan Honda S90, tapi hadir dengan nama yang sedikit berubah, yaitu Honda 90Z dengan nama lengkap sebagai Honda Astra 90Z.
Penampilan Honda 90Z mengalami perubahan dibanding model sebelumnya, bentuk tangki yang lebih dinamis dengan lapisan logam krom. Mesin tidak mengalami perubahan berarti dan tetap mengusung mesin 90cc, satu silinder.



Honda Benly S110 (1973-1977)
PT. Federal Motor mendatangkan langsung secara Built Up dari Jepang dan diperkenalkan ke pasar Indonesia pada tahun 1973. Melanjutkan kejayaan produk Honda sebelumnya, kehadiran Honda Benly sebenarnya lumayan menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia, apalagi dengan kapasitas mesin 110 cc, lebih besar dari produk sebelumnya yang mengusung kapasitas mesin 100cc. Kapasitas mesin yang lebih besar membuat gerah para pesaingnya yang masih berkutat di mesin 2-tak. Honda Benly S110, berbasis mesin sama dengan Honda 90Z, dengan tetap membawa keunggulan penggunaan bensin yang tetap irit. Honda Benly S110, nyaman dikendarai untuk jarak yang jauh, selain irit bahan bakar juga mesin yang tahan untuk dipacu menempuh jarak yang jauh.


Honda CB100 (1970-1982)
Honda CB keluar dengan kode produksi CB100-K0, diluncurkan pada tahun 1970. Hadir dengan model yang lebih menarik dari produk sebelumnya (S90 dan 90Z), bentuk tangki bulat dan tenaga mesin yang lebih nendang. Sangat menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia era 1970-an.
Saat ini, walaupun  CB100 tergolong motor lawas, tapi ternyata penggemarnya tetap banyak dan termasuk salah satu sepedamotor klasik yang sangat diminati para pengguna sepedamotor klasik di Indonesia.
Honda CB100 memiliki banyak varian, dengan kode produksi K0, K1, K2, K3, K4, K5 hingga varian N. Produksinya dihentikan pada tahun 1982.


Honda CB125 (1971-1984)
Setelah meluncurkan Honda CB100, tahun 1971 Federal Motor mengeluarkan Honda CB125 dengan penampilan yang sama dengan CB100, tapi kapasitas mesin lebih besar. Tidak mengherankan pada era 70-an Honda CB125 menjadi favorit pengguna sepedamotor di Indonesia, karena tenaga mesin terbilang tangguh, termasuk melahap tanjakan dengan mudahnya, tapi soal keiritan bensin tetap diutamakan.




Honda CB175 (1970)
Pada era 70-an, tepatnya dimulai dari tahun 1969, Honda juga mengeluarkan mesin berkapasitas besar, yaitu Honda CB175, tapi kalau tidak salah masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970. Mesin yang lumayan besar ternyata kurang diminati pengguna sepedamotor pada masa itu, karena pengguna sepedamotor lebih memilih sepedamotor dengan kapasitas kecil, antara 100 dan 125cc. Kecuali bagi pengguna sepedamotor yang menyukai perjalanan jauh.



Honda CB200 (1972-1974)
Pada tahun 1972, Federal Motor juga pernah mendatangkan CB series bermesin lebih besar lagi, yaitu Honda CB200. Untuk model yang satu ini memiliki model yang lebih kekar dengan tangki yang besar, kapasitas bensin yang bisa menampung 11 liter, sehingga mampu menjelajah perjalanan yang jauh. Tenaga yang besar mampu mengangkat beban berat mulai menarik perhatian para pengguna sepedamotor di Indonesia. Harga jual yang termasuk mahal pada masa itu, sehingga penjualan sepedamotor ini pun tidak bisa menyamai penjualan sepupunya CB100 dan CB125. Berpuluh tahun telah berlalu, justru saat ini Honda CB200 sangat dicari untuk menjadi barang koleksi "bikers" di Indonesia. Merupakan kebanggaan istimewa apabila bisa memiliki sepedamotor ini di masa sekarang ini.


Honda GL100 (1979-1990)
Setelah sukses dengan beberapa produk Honda sebelumnya, pada tahun 1979 Honda memperkenalkan pendamping CB100, yaitu Honda GL100. Mesin yang digunakan mirip dengan mesin CB100, tapi begitu mesin dinyalakan terasa perbedaan, suara mesin lebih halus dan tenaga juga lebih besar. Honda GL100 dan Honda CB100 bagaikan dua saudara yang hidup berdampingan.
Tetap mengusung mesin 4-tak. Kemunculan Honda GL100, otomatis meramaikan persaingan dengan para kompetitor 2-taknya, seperti Suzuki GP100, Binter GTO dan Yamaha RX100.
Honda GL keluaran tahun 1979-1981, tetap bertahan dengan bentuk awal. Kemudian sejak tahun 1982, mulai mengalami perkembangan setiap tahunnya.

Honda GL125 (1979-1985)
Seiring dengan kemunculan Honda GL100, juga diluncurkan Honda GL125 dengan tenaga yang lebih besar, kapasitas mesin yang bertambah menjadi 125cc, untuk memenuhi permintaan konsumen yang mengharapkan tenaga motor yang lebih besar. Walaupun GL125 termasuk "laris", tapi tidak bisa menyamai pencapaian penjualan GL100. Honda GL125 hadir dalam beberapa varian dan mampu bertahan lama. Varian terakhirnya adalah GL125K, yang sudah mengalami perkembangan khususnya pada mesin.
Sebenarnya perjalanan GL series tidak benar-benar dihentikan, tapi tetap dilanjutkan dengan nama yang berbeda, seperti GL Max (125cc), GL Pro (145cc), GL Pro Neo Tech (160cc), Honda Tiger (GL200) dan Honda Verza (GL150).


Honda CG110 (1973-1982)
Honda CG110 oleh PT. Federal Motor di Indonesia pertama sekali dihadirkan dalam keadaan built-up dengan kode K-1. Honda CG memiliki postur rada mirip dengan Honda CB. Teknologi mesin Honda CG merupakan gebrakan Honda pertama dalam mendesain mesin 4-tak, dengan menerapkan teknologi OHV (Over Head Valve), merupakan teknologi yang sangat unik dan menarik, yang saat itu belum dikenal oleh produk lain di luar Honda. Teknologi OHV (Over Head Valve), adalah dimana posisi camshaft terletak di bawah, pada area blok silinder, sedangkan untuk menggerakkan buka tutup klep diatur oleh rocker arm yang menggunakan mekanisme dari push road atau batang stik. Teknologi ini sama dengan teknologi yang diterapkan pada sepeda motor Harley Davidson pada masa itu.


Honda CG125 (1975-1982)
Dua tahun setelah kemunculan Honda CG110, Federal Motor juga menghadirkan CG125 tepatnya pada tahun 1975, juga dalam keadaan built-up. Honda CG125 walaupun tidak selaris Honda CB100 dalam segi penjualan, tapi lumayan banyak juga yang ber "seliweran" di jalan-jalan Indonesia. Soal tenaga dan keawetan mesin tidak perlu ditanya lagi karena Honda CG125 memang terkenal tangguh dan awet soal urusan mesin. Tarikan yang halus tapi bertenaga, membuat pengendara sangat nyaman ketika mengendarainya.


Honda Win 100 (1984-2005)
Setelah era Honda 90Z dan Benly S110 berakhir, Honda tetap berminat meneruskan gaya Benly dengan tampilan lebih baru dan menarik, yaitu Honda Win dengan kapasitas mesin diturunkan menjadi 100cc. Kemunculan Honda Win menarik perhatian pengguna sepedamotor di Indonesia. Penjualan Honda Win pun laris manis bak kacang goreng pun membuat Honda semakin kokoh sebagai penguasa pasar sepedamotor di Indonesia. Honda Win paling banyak dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan atau pekerjaan yang banyak melalui medan berat. Honda Win berbasis mesin C100 dengan bentuk nyaris "sport jantan" mampu bertahan selama 21 tahun, yang kemudian dilanjutkan produk Honda lainnya yang lebih "real" jantan dan bergaya sport.


Honda GL Max 125 (1985-2005)
Pada tahun 1985, Honda memperkenalkan produk Honda GL Max dengan penampilan lebih kekar dan tenaga yang lebih besar. Tetap mempertahankan tradisi mesin 4-tak dengan pengapian masih platina. Walaupun pada kemunculan GL Max, para kompetitornya sedang ramai-ramainya mengeluarkan mesin 2-tak yang berlomba-lomba membuat sepedamotor kencang.
Honda GL Max hadir tidak terlalu mengutamakan kecepatan untuk bersaing dengan para kompetitor, tapi mengandalkan ketangguhan mesin dan keiritan penggunaan bahan bakar. Oleh karena itu Honda GL Max mampu dibawa untuk perjalanan jauh sejauh yang kita mampu tanpa mengalami gangguan mesin.
Honda GL Max memiliki beberapa varian lanjutan, seperti GL Max Black Engine dan tahun 1995 dilanjutkan dengan GL Max Neo Tech 1250 dan produksi dihentikan pada tahun 2005.


Honda GL Pro (White Engine) (1985-1991)
Tahun 1985, gebrakan Honda cukup mengejutkan pasar sepedamotor Indonesia, dengan menghadirkan Honda GL Pro dengan kapasitas mesin bertambah besar, yaitu 145cc. Otomatis tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar. Penampilan dengan desain lebih menarik dan kekar dibanding seri GL sebelumnya. Keluarnya GL Pro langsung mendapat sambutan hangat dari pengguna sepedamotor di Indonesia. Penjualannya pun termasuk "laris" menyisihkan para kompetitor, menjadikan Honda semakin "berlari" sendiri, nyaris tanpa saingan menguasai pasar sepedamotor di Indonesia.

Honda GL Pro Black Engine (1992-1994)
Belum puas dengan hadirnya GL Pro sebelumnya yang memiliki ciri khas mesin berwarna putih silver atau biasa disebut white engine. Honda mendatangkan Honda GL Pro secara CBU dengan mesin berwarna hitam atau GL Pro Black Engine. Sekilas tidak ada perbedaan dengan kedua varian GL Pro berkapasitas 145cc ini. Selain mesin yang lebih awet dan tangguh, GL Pro Black Engine juga jauh lebih bertenaga serta akselerasinya sangat mengejutkan. Hingga saat ini, GL Pro Black Engine masih menjadi incaran para pengguna sepedamotor. Bahkan menurut penuturan para "bikers", bahwa Honda GL Pro Black Engine mampu mengimbangi sepedamotor keluaran tahun 2010-an ke atas, yang berkapasitas 150cc.

Honda GL Pro Neo Tech (1995-1999)
Selanjutnya pada tahun 1995, Honda memperkenalkan Honda GL Pro dengan teknologi baru, atau lebih dikenal dengan nama GL Pro Neo Tech, masih mengandalkan mesin SOHC dengan kapasitas mesin 160cc. Menggunakan mesin baru, yang berbeda dengan mesin GL Pro sebelumnya. Tenaga yang dikeluarkan juga lebih besar dari GL Pro White Engine, tapi dari penuturan beberapa teman yang pernah memiliki sepedamotor ini, secara kemampuan masih sedikit di bawah GL Pro Black Engine, apalagi untuk urusan power dan topspeed. 
Pada tahun 1999, produksi Honda GL Pro dihentikan.


Honda Tiger 2000 (GL200) (1993-2013)
Memasuki tahun 1993, Honda memperkenalkan versi motor gede, yaitu Honda Tiger 2000 yang berkapasitas mesin 200cc. Hadirnya Tiger 2000 lumayan menarik perhatian pengguna sepedamotor di Indonesia, karena sebelumnya sepedamotor 4-tak ber cc besar hanya dikuasai oleh Binter Merzy 200 (produk Kawasaki). Untuk masa itu harga jual termasuk mahal, tapi langsung diminati banyak pihak. Hanya saja keluhan orang bahwa sepedamotor ini terlalu berat, jadi terkesan kurang lincah di jalan padat dan jalan kecil. Walau begitu Honda Tiger berhasil menancapkan kukunya menjadi sepedamotor berkelas, yang menjadi kebanggaan setiap orang yang mengendarainya.


Honda NSR150 (1984?-1998)
Pada tahun 1994, Honda mengejutkan dunia sepedamotor Indonesia, karena sebagaimana diketahui bahwa Honda selalu mengeluarkan produk mesin 4-tak, tapi pada tahun ini, Honda mendatangkan Honda NSR150 bermesin 2-tak secara CBU dari Thailand yang pada tahun berikutnya, dirakit di Indonesia oleh Astra Honda Motor.
Pada masa ini sebenarnya Honda NSR sudah banyak dikenal di Indonesia, karena prestasi yang diraih Honda NSR500 oleh legenda Michael Doohan dan Valentino Rossi yang menjuarai ajang GP500.
Produk Honda yang sebelumnya diketahui tidak terlalu mengutamakan kecepatan dan hanya mengandalkan keiritan bensin, tapi kali ini sepertinya Honda bertukar haluan dengan mengeluarkan sepedamotor 2-tak lewat Honda NSR150, adalah sepedamotor 2-tak terkencang dengan teknologi yang paling canggih yang ada pada masa itu. Di tahun-tahun berikutnya Honda NSR150 hadir dengan beberapa varian, dengan embel-embel R, RR dan SP.


Honda Mega Pro (1999-2014)

Pertengahan tahun 1999, Honda mengeluarkan Honda Mega Pro bergaya sport-touring berkapasitas mesin 160cc, tetap dengan mesin SOHC 4-tak. Mungkin ini merupakan kelanjutan dari GL Pro Neo Tech, karena mesin kelihatannya mirip dengan mesin GL Pro Neo Tech.
Pada tahun 2006, varian kedua Honda Mega Pro mengalami perkembangan terutama pada bentuk yang lebih dinamis dan kemudian pada tahun 2010, hadir dengan bentuk dan mesin baru dengan nama New Mega Pro berkapasitas mesin 150cc.
Honda Mega Pro terkenal memiliki mesin lumayan handal serta tetap mengutamakan keawetan mesin dan keiritan bensin. Sehingga sangat cocok digunakan untuk "touring" perjalanan jauh tanpa mengalami kendala. Kompetitor utama Mega Pro adalah Suzuki Thunder 125, Yamaha Vixion, dan kemudian menyusul Yamaha Bison.
Honda Mega Pro menjalani perjalanan yang panjang dengan menghadirkan beberapa varian, dan mengalami perkembangan mesin dan bentuk, hingga terakhir tahun 2014 sudah Fuel Injection.
Varian:
1999-2005: Old Mega Pro
2006-2009: Mega Pro (Primus)
2010-2013: New Mega Pro
2014: Mega Pro FI





Honda CS1 (2008-20013)
Tahun 2008, Honda juga meluncurkan satu motor sport bergenre ayago, yaitu Honda CS1 berkapasitas mesin 125cc dengan bentuk yang futuristic. Sudah dilengkapi dengan radiator, double cakram, dan monoshock pada bagian belakang, serta sistem digital pada speedometer, menunjukkan bahwa CS1 termasuk sepedamotor sport yang berteknologi mapan. Selain itu speedometer CS1 termasuk salah satu speedometer yang paling akurat. Handling yang nyaman membuat sepedamotor ini enak dibawa rebah waktu sedang menikung, serta akselerasi dan power yang baik membuat CS1 stabil dibawa ngebut. Model dan desain Honda CS1 rupanya menjadi tren di negeri China, karena banyak sekali produk sepedamotor di negeri China seperti Beijing, Yatian, Kavassaki, Sprintco dan masih banyak lagi, yang mengadopsi desain Honda CS1.


Honda Phantom 200 (2011-)
Honda Phantom ? kalau nggak salah tahun 2010 atau 2011, Astra Honda Motor mendatangkan Honda Phantom secara CBU dari Thailand ke Indonesia. Sepedamotor yang menggunakan nama "Hantu" ini bergaya "chopper" yang merupakan barang baru bagi orang Indonesia.
Mesin Phantom yang berkapasitas 200cc, menurut penuturan yang pernah memiliki Phantom ini, bahwa dalaman mesin mirip dengan Honda Tiger, jadi soal mesin tidak usah kuatir ketiadaan sparepart, karena bisa menggunakan milik Honda Tiger.


Honda CBR150 (2002-)
Siapa yang tidak kenal Honda CBR ? Hampir seluruh pengguna sepedamotor Indonesia pasti mengenal Honda CBR, yang merupakan salah satu sepedamotor tercanggih yang pernah dikeluarkan Honda. Pada tahun 2002 Indonesia dikejutkan oleh Honda yang mendatangkan Honda CBR150, sebuah mesin gahar yang dalam dunia balap sangat terkenal, terutama untuk mesin 600, 800 dan 1000cc nya. Sedangkan yang masuk ke Indonesia adalah dalam bentuk mesin berkapasitas kecil, yaitu 150cc, kemudian disusul dengan yang 250cc. Honda CBR bermesin DOHC 4-katup, berbeda dengan produk Honda sebelumnya yang SOHC, kali ini mengeluarkan tenaga super gede, sanggup memuntahkan tenaga di atas 20 daya kuda, sehingga dengan mudah melindas saingan-saingannya.


Honda Verza (2013-..)
Memasuki tahun 2013, Astra Honda Motor kembali meluncurkan tipe sport-touring, Honda Verza 150. Dari beberapa sumber dikatakan bahwa Honda Verza merupakan kelanjutan mesin GL dengan kode GL150. Bentuk yang kokoh dan sporty, langsung menggebrak pasar sepedamotor Indonesia, dalam waktu singkat menjadi sepedamotor yang populer di Indonesia. Harga yang tidak terlalu mahal, bentuk kokoh dan gagah, mesin awet serta irit, mampu dibawa jelajah jarak jauh, sangat menarik minat para pengguna sepedamotor di Indonesia. Dari komentar beberapa pengguna sepedamotor ini, bahwa Honda Verza merupakan kombinasi dari Mega Pro Primus, New Mega Pro dan CB150R. Mengusung mesin SOHC 4-tak 150cc, menunjukkan bahwa Honda Verza juga merupakan sepedamotor yang bertenaga dan lincah dibawa di keramaian kota.


Honda CB150R Street Fire (2013-..)
Akhir tahun 2013, kembali Honda meluncurkan  sport-bike Honda CB150R Street Fire, yang dalam gebrakan awalnya langsung mendapat sambutan hangat dari pengguna sepedamotor di Indonesia. Bentuk yang gagah sporty, bermesin DOHC transmisi 6-speed, serta tenaga yang ganas menggetarkan para kompetitornya yang masih mengandalkan mesin SOHC transmisi 5-speed. Harga jual Honda CB150R yang agak mahal sepertinya tidak mengurangi minat orang untuk memiliki sepedamotor ini, sehingga tidak asing kalau melihat sepedamotor ini banyak "seliweran" di jalan-jalan Indonesia. Hanya saja dengan hadirnya CB150R ini secara tidak langsung berimbas berkurangnya peminat Honda Mega Pro di Indonesia. Menurut info yang beredar Honda juga akan mengeluarkan CB150R versi fairing yang tentunya membuat penampilannya semakin sangar.


Honda CBR250 ()
Produk terkuat Honda di Indonesia, adalah Honda CBR250R, yang sebenarnya pernah masuk di Indonesia pada tahun 2011, tapi mulai gencar masuk Indonesia sejak tahun 2014. Honda CBR250R dengan design sport full fairing mengadopsi model ala Honda VFR1200F dan Honda CBR1000RR. Didukung inovasi teknologi balap modern yang menghasilkan akselerasi dan power yang galak. Walaupun termasuk sepedamotor yang kencang, tapi tidak sembarang kencang, karena CBR250Rtetap mengutamakan keiritan bahan bakar, sehingga selain nyaman dipakai untuk aktifitas sehari-hari juga galak untuk dipakai berkompetisi di ajang balap.


Honda K45 (CBR150R versi Indonesia)
Menurut kabar, bahwa Astra Honda Motor akan mengeluarkan Honda CBR150 versi produksi Indonesia atau biasa disebut dengan versi lokal, dengan harga yang lebih terjangkau, dengan nama Honda K45 (CBR150R versi Indonesia), jadi tidak secara CBU lagi yang memang sangat mahal. Sayang kami belum mendapatkan pic nya. Mari kita tunggu penampakannya.

Salam

1 komentar:

  1. Bagai mana cara membedakan mesin nya saja antar gl 100 cdi sama gl pro black angine atau gl pro white angine.

    BalasHapus